Penyakit autis sudah tidak asing lagi ditelinga
sebagian orang. Penyakit ini disebabkan karena banyak hal, salah satu contohnya
adalah faktor keturunan. Biasanya penyakit ini mulai terlihat saat anak berusia
2-3 tahun. Hingga saat ini penyakit autis belum ada obatnya.
ciri
yang menonjol dari anak autis adalah sulit berbicara. Hal itu terjadi karena
dalam diri anak autis mengalami gangguan pada perkembangan perpasiv nya. Anak autis
sulit mengontrol dirinya sendiri. Mereka terkadang hiperaktif dan terkadang
menjadi sangat pendiam. Terkadang mereka marah-marah tanpa sebab, dan membuang
apapun yang ada dihadapannya untuk meluapkan perasaan marahnya. Penderita autis
juga sangat sulit berkonsentrasi dan fokus pada suatu hal.
Dilingkungan
masyarakat, kebanyakan dari mereka kurang diterima dengan baik. Mereka dikucilkan
dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Itulah yang menyebabkan sosialisasi
anak autis sangat kurang. Tetapi walau mereka memiliki kekurangan, mereka juga
memiliki kelebihan. Anak yang mengalami autis biasanya lebih pintar dibandingkan
dengan anak-anak biasa pada umunya.
Menangani
anak autis tidak bisa sembarangan. Ada hal-hal khusus yang perlu diperhatikan. Menangani
anak autis haruslah sabar dan penuh kasih sayang. Jika mereka melakukan hal
yang benar beri sedikit penghargaan kecil contohnya seperti memberi tepuk tangan
supaya mereka merasa senang. Selain itu, latih mereka untuk melakukan kegiatan
atau hal-hal baru yang dapat menambah pengetahuan bagi mereka. dengan terapi
yang rutin, anak autis masih bisa menjadi anak normal walaupun dalam jangka
waktu yang sangat lama.
Bagaimana cara mendidik dan memberikan perhatian pada anak autis, karena mereka sulit untuk mengekspresikan emosi (marah, sedih, senang, dan lain-lain) serta mereka cenderung hanya fokus pada satu hal tertentu saja dan mengabaikan hal lain?
BalasHapusdalam hal ini orang tua berperan sangat penting. cara mendidik yang paling tepat adalah yang pertama kita harus tahu bagaimana karakter si anak, karena setiap anak autis memiliki karakter yang berbeda-beda. lalu berusaha mengerti dan memahami karakter yang ada dalam diri anak.
BalasHapus